{Part 3} Bad-Good

Author : Angelinblack

Length : Chaptered

Genre : Romance, Drama

Main Cast : Cheondung MBLAQ, Krystal F(x)

Supporting : Sandara 2NE1

Hari ini Krystal mengunci dirinya di kamar lagi. Sejak kejadian malam itu, ini hari keduanya mengunci diri di dalam kamar. Aku berbohong pada noona kalau dia sakit flu berat, jadi noona tidak akan cerewet mencemaskannya. Setelah menaruh makan siang di atas tangga depan pintu kamar Krystal, aku turun kembali menemani Jiyoung hyung yang sedang menghitung nota. Aku menatapnya, menyadari dia satu-satunya laki-laki disini selain aku. Hatiku sedang benar-benar bimbang, tapi aku tidak mungkin menanyakannya pada Dara noona maupun Chaerin noona. Kali ini, aku butuh nasehat seorang hyung, apa bisa aku memintanya pada Jiyoung hyung??

“Kenapa menatapku begitu, hah?!”Jiyoung hyung melirikku dari balik nota besar yang sedang dibacanya.

“Ah? Tidak!”aku mengalihkan pandanganku segera. Melihat wajah Jiyoung-hyung, aku mengurungkan niatku untuk bertanya padanya. Dia, sedikit kurang meyakinkan.

“Hei… Ayolah… Katakan saja… Krystal??”ia mendekatkan kursinya padaku dengan antusias sambil mengibas-ngibaskan nota besar yang sedang dipegangnya.

“Eung?”aku menoleh kaget. Bagaimana ia bisa menebaknya?!

“Aku ini pria kau tau… Katakan saja…”ujarnya sambil menepuk-nepuk pundaknya bangga.

“Hsshhh…”aku menghela nafas panjang. Ya, dalam hal ini aku sadar sekali pendapat seorang hyung akan melegakan hatiku. “Eung, Hyung… Apa artinya kalau seorang perempuan itu kotor??”

“Kotor??”Jiyoung-hyung mengernyitkan dahinya pelan. “Krystal berkata begitu?? Apa, itu berarti ia sudah ingat masa lalunya??”

“Entahlah…”kuangkat kedua bahuku lemas.

“Kau tau, ada satu yang yang kupikirkan saat seorang perempuan berkata dirinya kotor…”ia menepuk bahuku pelan. “Itu berarti, ia sudah tidak… Eung, kau tau… Maksudku, sudah pernah ternodai sebelumnya…”

“Tapi…”ku tatap Jiyoung-hyung ragu. Krystal? Mungkinkah? Perempuan itu… Bahkan, ia terlihat seperti seorang dewi di kedua mataku… Rasanya mustahil… Tapi, yang dikatakan Jiyoung-hyung juga tidak salah… Belum lagi, ekspresi perempuan itu saat mengatakannya…

“Saranku, sebaiknya kau tanyakan padanya langsung… Kalian, kan, dekat… Akan lebih mudah baginya untuk terbuka padamu…”

“Hyung pikir begitu??”

“Ya… Coba saja…”

***

“Krystal-ah!! Krystal!!”ku ketuk pintu kamarnya keras. Ia sudah melewatkan jam makan pagi, siang, dan malam hari ini. Cukup sudah! Aku kehabisan alasan untuk ku berikan pada Dara-noona kalau ia menanyakan Krystal lagi. Terlebih, aku memang khawatir padanya.

“Ya!! Buka pintunya!!”teriakku lebih keras.

“Pergilah oppa, aku ingin sendiri…”terdengar suaranya dari balik pintu, pelan dan lemah.

“Tidak! Kalau kau tidak membukanya, aku akan menghancurkan pintu kamarmu!! Sudah cukup kau mengurung dirimu!! Aku serius dengan ucapanku!!”ancamku.

Hening, perlahan pintu kayu kecil di hadapanku terbuka. Aku langsung memanjat ke atas dan terkejut dengan apa yang kutemui. Kamar Krytal terlihat begitu berantahkan dan juga dirinya sendiri. Perempuan itu terduduk lemas dihadapanku sambil menunduk. Rambutnya yang panjang tergerai berantahkan menutup wajahnya. Aku semakin penasaran, sebenarnya, apa yang terjadi?

“Aku mohon… Ceritakan padaku, apa yang sedang terjadi padamu…”aku mencoba meraih wajah Krystal, tapi perempuan itu langsung berpaling.

“Kau, akan membenciku…”ia sedikit terisak.

“Bagaimana kau bisa berfikir begitu?? Aku tidak akan membencimu…”ujarku mencoba meyakinkannya. Ia terlihat begitu lemah, rasanya ingin sekali aku memeluknya dan mengatakan semuanya akan baik-baik saja. Tapi, tidak semudah itu… Tidak semudah itu menghadapi Krystal… Tapi tetap saja, aku ingin melindunginya.

“Sungguh, kau akan membenciku…”ujarnya semakin lirih.

“Baiklah. Kalau begitu aku janji… Aku janji tidak akan membencimu, jadi ceritakanlah… Ku mohon, jangan memendamnya sendiri…”pintaku.

“Tidak… Kau pasti…”

“Kapan aku tidak menepati janji?!”potongku.

“Eummm…”Krystal sedikit menaikkan kepalanya, dapat kulihat matanya yang sembab dari sela-sela rambutnya. Perempuan ini, jauh lebih berantahkan dari saat pertama kali aku menemukannya. Aku sangat bingung, sebenarnya apa yang terjadi padanya. Bagaimana ia bisa begini? Sebenarnya apa yang diingatnya? Apa masa lalunya??

“Aku…”ia mulai menatapku ragu. “Aku seorang pembunuh…”ujarnya lirih.

“Ah?!”aku menatapnya kaget. “Tidak mungkin….”sanggahku pelan. Perempuan seperti dia?! Tidak masuk akal jika ia sanggup membunuh seseorang.

“Aku serius!!”suara sedikit meninggi. “Aku melihatnya!! Aku memukul pria itu hingga tersungkur!! Di… Dia, teman ayahku…”

“Kau ingat ayahmu??”tanyaku lagi.

Krystal mengangguk pelan. Ia berdiri perlahan dan berjalan menuju meja kecil disamping tempat tidurnya. Aku berjalan mengikutinya, kulihat ia mengambil sebuah koran usang dari dalam laci meja tersebut. “Dia, ayah…”bisiknya.

“Eung?”kuambil koran itu dan kubaca halaman yang ditunjukkan Krystal. Presiden Direktur Jung Hwa Joon tertangkap basah menyelundupkan narkoba secara besar-besaran, kubaca headlinenya. “Bagaimana…”

“Baca lagi…”potong Krystal.

Aku menghela nafas panjang. “Di duga berkomplot dengan jaringan besar mafia di eropa, seluruh keluarganya menghilang. Jejaknya tidak bisa diselidiki lebih jauh…”bacaku pelan.

“Itu aku… Aku ingat, malam itu ayah menyuruhku dan kakak perempuanku bersembunyi di dalam bagasi. Kami di antar ke tempat teman ayah yang berbeda… Aku tidak tau apa yang terjadi setelah itu… Percayalah, aku bahkan tidak tau ayahku terlibat dalam hal sekotor itu…”

“Lalu bagimana kau bisa sampai berada di tempat sampah?? Kau ingat?”tanyaku lagi.

“Tidak…”Krystal menggeleng. Ia menatapku ragu, kemudian menghela nafas. Wajahnya mulai terlihat ketakutan. “Aku sudah tidak peduli apa kau akan membenciku atau tidak setelah ini…”ujarnya setengah berbisik. “Malam itu, teman ayahku berusaha melakukan sesuatu padaku. Dia, tidaklah sebaik yang seharusnya dianggap oleh ayahku… Ia, berusaha menjualku… Dan aku lari. Kemudian, aku tergelincir… Dan, hanya itu saja yang kuingat…”

“Aku.. Ingin mencari kakakku…”isaknya pelan. “Bagaimana kalau dia bernasib lebih buruk dariku? Apa ia masih hidup atau tidak pun aku tidak tau… Aku tidak memiliki siapa-siapa lagi…”

“Ya…”aku menghela nafas panjang. Kurengkuh perempuan itu, dan menariknya ke dalam pelukanku. Kurasakan tubuhnya gemetar, tangisnya semakin menjadi. Bajuku pun mulai basah oleh air matanya. Perempuan ini membutuhkanku, ia memerlukanku. Dan aku tidak akan pernah melepaskannya, tidak akan pernah membiarkannya menderita lagi sedikit pun. Tidak!

“Kau masih memilikiku, eung… Aku tidak akan meninggalkanmu… Aku tidak akan membiarkanmu lepas dariku sedikitpun… Mengerti…”

“Ne…”

Ku belai perempuan itu, sayang. Masih kurasakan badannya gemetaran, isakannya pun masih kudengar. Ku eratkan pelukanku. Aku akan memeluknya, hingga badannya berhenti gemertar, hingga suara isakannya berhenti terdengar, hingga air matanya berhenti mengalir. Dengarlah, Krystal, aku berjanji pada diriku sendiri akan melindungimu. Melindungimu dari apapun. Karna aku, mencintaimu.

***

Sinar matahari menusuk mataku, memaksanya untuk terbuka. Perlahan, kugosok kedua mataku pelan. Aku beranjak dari atas tempat tidur dan berjalan menu… Tunggu dulu?! Di atas tempat tidur?? Bagaimana bisa aku berada di??

“Ya!! Kau sudah bagun??”kudengar suara Jiyoung hyung membentakku.

Aku menoleh kaget dan mendapatinya sedang menatapku kesal sambil berkacak pinggang. Ia menggelengkan kepalanya pelan. “Aku tidak tau kau seliar itu, Sanghyun…”ia memasang wajah prihatinnya, yang menurutku sangat berlebihan.

“Isshh!!”aku mendengus pelan. “Oh ya!! Dimana Krystal??”aku menoleh ke sekeliling kamar. Aku ingat sekali tertidur sambil memeluknya tadi malam. Saat ini aku masih di kamarnya, tapi dimana dia? Juga, kamarnya sudah kembali rapih sekarang ini.

“Krystal!! Krystal!!”Jiyoung hyung mencibir pelan. Ia berjalan mendekatiku dan menepuk bahuku pelan. “Chukae..”bisiknya.

“Hah?! Untuk apa??”tanyaku padanya bingung. Sebenarnya, apa yang ingin dikatakannya, sih?!

“Kau tidur dengannya semalam bukan??”Jiyoung hyun tersenyum licik.

“Ya!!! Mana mungkin!!”reflek, kupukul bahu Jiyoung hyung.

“Aissshh!! Ya, ya!! Aku tau!! Tidak usah bereaksi berlebihan!! Aku hyung-mu tau!!”bentak Jiyoung hyung sambil mengelus bahunya kesakitan.

“Sorry…”

“Ishh!! Ya sudah!! Krystal ada di bawah!!”ketusnya. “Ah, dia sudah baikan…”, ia tersenyum padaku, “Good Job..”

Benarkah?! Tanpa pikir panjang, aku berlari turun ke kedai kami. Benar saja, kulihat Krystal sudah berada disana melayani pelanggan, sambil tersenyum. Ya, tersenyum… Senyuman yang akhir-akhir ini tidak kulihat… Aku benar-benar merindukan senyuman itu… Senyuman yang mampu menggetarkan hatiku..

“Sanghyun oppa??”ia menoleh padaku. Tersenyum lebar, ia berlari kecil menghampiriku. “Oppa sudah bangun? Aku meminta tolong pada Jiyoung oppa untuk memindahkan oppa ke atas kasur tadi…”

“Ya..”aku mengangguk pelan. Entah mengapa pikiranku sejenak kosong, aku benar-benar terhipnotis oleh perempuan ini. “Aku senang melihatmu sepertni ini…”perlahan, ku belai rambutnya yang panjang itu.

“Ini berkat oppa, terimakasih…”

“Teruslah tersenyum seperti itu, ne… Aku akan selalu ada disampingmu…”

***

                Ku angkat kantong-kantong belanja kami dari dalam troli. Ya, seperti biasa, Krystal dan aku mendapat tugas berbelanja untuk persediaan di kedai lagi. Hari ini, tidak banyak yang kami beli. Hanya gula, creamer, dan susu manis. Ah, rasanya menyenangkan sekali bisa belanja berdua dengannya. Seandainya saja hubungan kami bisa sedikit lebih serius. Ya, krystal memang pernah menyatakan bahwa ia menyukaiku. Tapi, ia selalu menghindar saat aku akan mengatakan perasaanku padanya. Mungkin, belum ada waktu yang tepat untuk kami, aku juga tidak ingin memaksakannya. Menjalani hubungan seperti ini pun, sudah cukup membuatku senang.

“Dingin??”aku menoleh menatapnya.

“Sedikit…”ia tersenyum kecil dan menggeleng pelan.

“Begitu…”aku mengangguk pelan dan menyamakan langkahku dengannya. “Dara noona akan membuat ginger bread dengan Chaerin noona… Kau akan menyukainya… Kue buatan mereka sangat enak…”ujarku membuka topik.

“Eum… Aku pernah memakannya sekali… Tapi itu sudah sangat lama, jadi aku lupa bagaimana rasanya…”

“Kau akan menyukainya, natal ini, noona berencana mengadakan pesta kecil di kedai… Pasti akan ada banyak ginger bread disana…”aku tersenyum, masih menatapnya. Ya, aku memang menatapnya sepanjang perjalanan. Wajahnya, membuatku tidak ingin berpaling sedikit pun.

“Op.. oppa…”Krystal menghentikan langkahnya tiba-tiba, wajahnya terlihat syok.

“Ada apa?”tanyaku masih menatapnya. Aneh sekali, kenap wajahnya tiba-tiba berubah begini?

“I… Itu…”ia menunjuk ke arah lurus di depannya, kulihat jarinya gemetaran.

“Eh?”bingung, aku menoleh ke arah yang ditunjjukan Krystal dan… ASTAGA TUHAN!! Ke-kedaiku… Apa yang terjadi pada kedaiku?! Kenapa lampu luarnya pecah??! Kenapa semua perabotannya tergelak di luar?!

“Eonni!!!”Krystal menjerit dan segera berlari menuju rumah, aku menyusul di belakangnya.

Aku benar-benar masih syok dengan ini. 1 jam yang lalu, aku meninggalkannya dengan keadaan yang baik-baik saja. Kenapa sekarang kedainya hancur begini?! Sebenarnya apa yang sudah terjadi?! Aku benar-benar tak habis pikir!! Ini.. Ini benar-benar tidak masuk akal.. Tunggu dulu, bukankah Chaerin dan Dara noona ada di rumah?? Bagaimana keadaan mereka?!! Apa merek baik-baik saja?!!

“Eonni!!”Krystal masih menjerit. Ia sedikit berjinjit dan berjalan melopat, melewati serpihan-serpihan dan potongan-potongan kayu dari perabotan yang ada di dalam kedai. Kedai kami seperti habis terkena tornado, berantahkan dan sangat hancur!!

“Noona!! Noona!!”aku berjalan mengikuti Krystal ke dalam rumah. Lampu kedai sudah pecah semua, dan barang-barang sudah bergelatakan tak tentu. Ya, Tuhan… Apa kedua noonaku itu selamat??

“Eonni!!!”Krytal berjalan menuju dapur, sedangkan aku memutuskan untuk naik ke lantai atas. Mungkin saja, mereka sedang bersembunyi disana. Melihat keadaannya, aku yakin kedai kami habis di acak-acak oleh seseorang. Tapi siapa?? Kenapa?? Sial!!

“Oppa!!”ku dengar Krytal berteriak memanggil namaku. Aku mengurungkan niatku untuk naik ke lantai atas dan berlari menyusul Krystal di dapur. Aku terkejut dengan apa yang ku temukan! Kulihat Chaerin noona duduk lemas di lantai dengan tampang yang sangat berantahkan, wajah terlihat sangat syok. Ada sedikit noda darah dan bengkak di bagian kana bibirnya, seperti habis berkelahi. Dara noona juga ada disana, penampilannya jauh lebih baik dari Chaerin noona, tapi ia sedang terisak. Ya, terisak sambil mengompres dahi sebelah kiri Jiyoung-hyung, tangannya terlihat begitu gemetaran.

“Eonni…”Krystal memeluk Chaerin dan duduk disebelahnya.

“Noo.. Noona, sebenarnya ada apa ini??”aku begegas menghampiri Dara noona dan menatapnya.

“Sanghyunie…”Dara noona makin terisak. Ia melepaskan tangannya dari dari Jiyoung hyung dan memelukku erat. “Sanghyunie…”erangnya pelan. Bingung, aku melemparkan pandanganku ke Jiyoung hyung. Pelipis kirinya sedikit robek dan masih mengeluarkan darah. Tentu saja, walaupun Dara noona mengompresnya dengan es dari kutub utara pun, luka sobek tidak akan semudah itu membeku. Terlebih, siapa yang berani membuat Jiyoung hyung terluka seperti itu?? Setauku, ia bukan orang yang bisa mempunyai masalah dengan orang lain.

“Ada segerombolan pria datang kemari tepat 10 menit setelah kau pergi… Mereka menghancurkan kedai dan menghajarku…”, Jiyoung hyung menghela nafas panjang. “Aku tidak kenal mereka, mereka berpakaian jas hitam rapih… Seperti mafia…”

“Apa yang mereka inginkan dari kita?? Apa hyung mengenal mereka??”panik, ku lepas syalku dan ku lemparkan pada Jiyoung hyung untuk menutup luka di pelipisnya itu. Dara noona masih menangis di pelukanku.

“Aku tidak mengenal mereka!! Bagaimana mungkin aku berurusan dengan orang-orang seperti mereka?!”teriak Jiyoung hyung frustasi. Aku semakin bingung.

“Mereka mencari seseorang…”sahut Chaerin noona. Aku menoleh, Krystal masih di sebelahnya, memegang lengannya kencang.

“Mencari, siapa??”kupicingkan mataku sedikit. Perasaanku tidak enak, sepertinya ini ada hubungannya dengan Krystal. Perlahan, kulirik Krystal yang entah mengapa langsun menundukan wajahnya. Ia mulai terlihat ketakutan.

“Seseorang yang bernama Jung Soo Jung.. Aku sudah mengatakannya kalau tidak ada yang bernama Soo Jung disini, tapi mereka tidak percaya dan mengamuk!! Aku mencoba menghentikan mereka dan menelfon polisi, tapi mereka bahkan menghancurkan ponselku!!!”suara Chaerin noona meninggi. “AISSHH!!! SIAL!!!”teriaknya kemudian.

“Jung Soo Jung?? Si.. Siapa??”

“Jung Soo Jung…”Krystal menghela nafas panjang. Dilepaskannya tangannya dari lengan Chaerin pelan. Ia berdiri, kemudian menjatuhkan dirinya, berlutut di depan kami. Ia melakukannya lagi hingga dua kali.

“Krys…”Chaerin noona mencoba mencegahnya tapi Krystal tidak mengindahkannya. Ia melakukannya lagi, dan kali ini menjatuhkan dirinya lebih keras.

“CUKUP!!”teriakku kemudian. Dara noona menoleh dan melepaskan dirinya dari pelukanku. Ia menoleh menatap Krystal dan kaget saat melihat lututnya.

“Maaf kan aku…”Krystal kembali berdiri dan menjatuhkan dirinya lagi.

“Krystal, lututmu…”Dara noona mencoba  mencegah Krystal, namun ia sendiri begitu lemas sekarang.

“Maaf…”Krystal kembali berdiri, kali ini ia sedikit terseok… Lututnya mengeluarkan darah segar yang sangat banyak, dan ia kembali menjatuhkan dirinya lagi.

“YA!!!”aku berlari meraihnya sebelum lututnya kembali membentur lantai. “HENTIKAN CUKUP!!!”bentakku padanya. “APA YANG KAU LAKUKAN??!!”

“Jung Soo Jung… Jung Soo Jung… Jung Soo Jung itu… Adalah aku…”

-TO BE CONTINUED-

2 responses to “{Part 3} Bad-Good

  1. wow, aku kira ‘kotor’ yang dimaksud sama kayak yang dibilang jiyong. ternyata…
    yaah gmn terusannya? gmn reaksi chaerin-dara-jiyong?
    tetep lanjut yaa

Tinggalkan komentar