{Part 2} Bad-Good

Author : Angelinblack
Length : Chaptered
Genre : Romance, Drama
Main Cast : Cheondung MBLAQ, Krystal F(x)
Supporting  : Sandara 2NE1
***

Aku mengambil marker merahku dan mencoret tanggalan kalender yang terpasang di loteng rumah, yang sudah 1 bulan ini disulap menjadi kamar yang layak untuk Krystal. Lumayan juga, ternyata setelah dirapihkan, aku baru sadar betapa luas loteng kami yang berada tepat di atas kamarku itu. Biasanya kamarku selalu sepi, tapi sekarang, semenjak loteng itu dihuni terkadang suka ada suara berisik dari langit-langit kamarku. Aku sama sekali tidak keberatan dengan itu semua, karena kadang, saat tidak bisa tidur, Krystal turun dan mengajakku bicara. Walaupun, bicara dengannya itu berarti aku akan mengoceh seperti presenter acara gossip di tv dan dia akan menjadi pendengar yang sangat baik dengan hanya mengangguk-nganggukan kepalanya, atau sesekali tertawa mendengar gurauanku yang menurutku sendiri tidak lucu.

“Sudah satu bulan, oppa??”Krystal berjalan mendekat dan menyentuh kalender yang baru saja ku coret tadi.

“Ya, tidak terasa waktu berlalu dengan cepat… Mungkin nanti saat aku mengecek kalender lagi, aku tidak akan sadar ada uban tumbuh di rambutmu…”gurauku.

“Haha..”perempuan itu tertawa pelan. “Kau tau, oppa? Kadang gurauanmu sama sekali benar-benar tidak lucu!!”

“Begitu? Tapi, kau tetap suka mendengarnya, kan??”. Aku menghela nafas panjang dan menoleh menatap perempuan itu, “Apa kau masih belum bisa mengingat hal sekecil apapun??”

“Itu…”ia menatapku pelan, kemudian menggeleng lemah. “Maafkan aku…”

“Tidak, tidak apa-apa. Aku tidak keberatan. Aku justru senang karena kau bisa tinggal disini lama… Aku senang kau ada disini…”. Ya, aku benar-benar bersyukur menemukannya pagi itu. Tidak akan ada penyesalan sekarang, ataupun nanti. Aku menyukai perempuan ini.

“Terimakasih…”krystal tersenyum padaku. Tentu saja, ini bukan kali pertamanya ia tersenyum begitu padaku, tapi kapanpun aku melihat senyumannya itu, ia selalu terlihat sangat manis.

“Ah, baiklah!! Sebaiknya aku cepat-cepat pergi ke supermarket!! Jiyoung-hyung akan mengomel panjang lebar kalau tau bahan-bahan di coffe shop sudah sedikit…”kututup markerku dan beranjak pergi.

“Eung…”terdengar suara krystal. Aku menghentikan langkahku dan menoleh padanya. “Kenapa? Kau mau ikut??”tawarku.

“Ya…”ia mengangguk pelan dan tersenyum.

***

                Aku mendorong trolly pelan melewati lorong supermarket. Krystal, disampingku, sedang memeriksa daftar belanjaan dan mencoret barang-barang yang sudah kami beli. Lucu sekali, ia terlihat benar-benar serius.

“Tinggal gula!!”ia menoleh padaku.

“Gula?? Baiklah…”kubelokkan trollyku ke kanan, tempat gula di pajang. Aku sudah hafal seluk-beluk supermarket ini, karena hanya tempat inilah yang terdekat dari rumah jadi aku selalu belanja barang-barang disini.

“Ayo!! Kita ambil dan langsung pulang!!”aku tersenyum padanya dan membungkukkan badanku, mencoba meraih rak gula yang biasa ku beli.

“Tunggu dulu!!”krystal menarik tanganku. “Lihat!! Ada yang sale disana!! Kita beli yang itu saja!! Kalau kita beli yang itu… Eung…”ia mengerutkan alisnya dan menghitung dengan jari-jemari tangannya yang lentik. Aku hanya tersenyum menatapnya.

“Kita bisa hemat hingga 2000 won!! Lumayan, bukan??”ia tersenyum dan menarik troli menuju tempat sale gula dengan penuh semangat. Ah, rasanya, kami berdua sudah seperti pasangan pengantin baru.

“Nona Jung??”seorang wanita berjalan menghampiri kami. Ia memakai mantel tebal mewah dan kacamata berwarna cokelat.

“Jung??”aku mengerutkan dahiku. Bukankah itu nama keluarga Krystal?? Mungkinkah dia kenalannya?

“Nona Jung? Benar Nona Jung, kan??”wanita itu sedikit menurunkan kacamatanya dan mendekatkan wajah pada Krystal.

“Eunngg??”Kulihat wajah Krystal sedikit ketakukan. Ia melangkah mundur dan memegang ujung mantelku kencang.

“Maaf, tapi kau mengenalnya??”kutarik Krystal ke belakangku dan mencoba tersenyum ramah pada wanita itu. Aku merasa, Krystal sedikit terganggu oleh wanita ini.

“Tentu saja!! Dia anak Bossku!!”wanita itu tersenyum padaku dan kembali menatap Krystal, “Kau masih ingat denganku, kan, Nona Jung??”

“Akuu… Bukan…”Krystal menggeleng pelan. Ia meremas mantel bagian punggungku, kurasakan tangannya sedikit gemetar.

“Maaf… Kurasa anda salah orang… Istriku ini bermarga Han, bukan Jung…”bohongku.

“Eh?!”wanita itu menatapku bingung. “Benarkah? Istrimu? Padahal aku yakin sekali…”ia menoleh pada Krystal curiga. “Baiklah kalau begitu….”ia memiringkan kepalanya sedikit, sebelum akhirnya pergi meninggalkan kami dengan enggan.

“Ah, Krys…”aku membalikkan badanku, ingin melihat keadaan krystal. Tapi, perempuan itu langsung memelukku dengan gemetaran.

“Oppa… Ayo… Cepat… Pulang…”ujarnya terbata.

“Ah, baiklah…”aku mengangguk pelan. Rasanya aneh sekali, kenapa ia ketakutan sekali melihat wanita itu? Apa ia ingat sesuatu? Apa wanita itu kenalannya?? Rasanya mencurigakan sekali… Tapi, kurasa tidak tepat menanyakannya padanya sekarang ini. Karena saat ini, ia terlihat begitu ketakutan dan tertekan. Akan kutanyakan nanti setelah keadaannya sedikit stabil.

***

                Jiyoung-hyung menghela nafas panjang. Ia kelehan dengan pengunjung yang semakin meningkat di penghujung musim gugur ini. Tentu saja, hawa yang semakin dingin menyambut datangnya musim dingin, membuat orang-orang mencari tempat beristirahat yang hangat. Dan jujur saja, coffe shop kami memang sangat hangat.

“Aku lapar…”keluhnya pelan. “  Ya!!! Chaerin-ah!! Dara-ya!! Sudah selesai belum masaknya?!!”teriaknya kemudian.

“Berisik!”kepala Chaerin-noona menyembul dari balik tirai dapur. Ia menatap Jiyoung-hyung jengkel. “Lebih baik kau siapkan meja untuk makan, sebentar lagi kami selesai!”

“Baiklah…”Jiyoung-hyung beranjak dari duduknya dengan enggan, sepertinya ia benar-benar sudah kelaparan saat ini. “Kau panggil Krystal turun… Aku tidak melihatnya lagi sejak kalian pulang belanja… Jangan-jangan dia pingsan di kamar…”ia menoleh padaku.

“O! Ya…”aku mengangguk cepat. Bodoh! Karena sibuk membantu di coffe shop tadi, aku sampai lupa tentang Krystal. Bagaimana keadaannya? Apa dia sudah baikan?

Aku masuk ke dalam kamarku dan berjalan menaiki tangga kecil di pojok kanan. Ku ketuk pelan pintu kecil di langit-langit kamarku, yang lebih tepatnya di sebut pintu kamar Krystal.

“Krystal-ah… Boleh aku masuk??”teriakku, supaya ia mendengarnya. Tapi Krystal tak menjawab.

“Krystal?? Krys??”aku mulai mengetuk pintu kamarnya lebih kencang. “Aku ma…”

“Jangan masuk…”tiba-tiba pintu terbuka. Aku mendongak, Krystal menatapku dengan wajah yang berantahkan. Dia terlihat seperti orang mabuk.

“Ah, kau bangun?”aku tersenyum salah tingkah. “Ayo turun, kita makan!”ajakku kemudian.

“Maaf, oppa… Aku sedang tidak selera… Aku ingin tidur saja…”ia tersenyum sekilas dan menutup pintunya.

“Apa dia baik-baik saja??”. Aku turun kembali ke lantai bawah, semua sudah berkumpul disana. Jiyoung-hyung yang sudah tidak sabar menyantap makanan, Chaerin-noona yang sedang meletakkan kimchi, dan Dara-noona yang sedang merapihkan sumpit.

“Dimana Krystal??”tanya Dara-noona begitu melihatku turun sendirian.

Aku tersenyum, “Kami akan makan di atas…”bohongku. Aku tidak ingin noona khawatir kalau aku mengatakan padanya keadaan Krystal yang sebenarnya. Dan juga aku tidak ingin Krystal diganggu, karena sepertinya perempuan itu butuh sedikit ketenangan.

“Kenapa? Apa Krystal sakit??”tanya Jiyoung-hyung kemudian.

“Tidak…”aku menggeleng cepat, “Kami hanya ingin berbincang berdua saja…”

“Kau pacaran dengannya?!”sahut Chaerin-noona.

“Tidak! Mana mungkin!! Kami tidak pacaran!!”. Yah, sebenarnya itu yang kuharapkan. “Sudahlah, aku akan makan di atas!!”. Aku mengambil nasi dan lauk dengan cepat dan langsung kembali naik ke kamarku.

Kutaruh makanan itu di atas meja dan menaiki tangga menuju kamar Kystal. Kuketuk pintu kamarnya 2 kali. “Kau disana? Aku membawakan makanan untukmu, eung, untuk kita berdua… Tidak enak makan sendirian, kuharap kau cepat keluar agar kita bisa makan bersama!!”teriakku. Kuharap, dengan ini ia akan keluar dari kamarnya segera.

***

                Jam 10, 4 jam aku menunggu Krystal keluar. Lelah sekali, rasanya rasa kantukku kini lebih kuat dari rasa laparku. Kurasa mungkin sebaiknya aku tidur. Kalaupun Krystal akan keluar, aku sudah menaruh makanannya di atas meja. Aku beranjak menuju saklar lampu dan mematikannya, kemudian melompat ke atas kasurku yang empuk. Kupejamkan mataku membiarkan seluruh tubuhku beristirahat dengan nyaman.

5 menit berlalu, kudengar suara pintu terbuka. Aku menoleh, sebenarnya aku baru saja akan tidur, tapi itu suara pintu kamar Krystal. Kulihat sepasang kaki kurus, seputih porcelain, keluar dari langit-langit pojok kamarku. Sepasang kaki itu berjalan menuruni tangga, membuat tubuh bagian atasnya keluar dari langit-langit menysul kedua kaki indahnya yang sudah keluar terlebih dahulu. Aku beranjak duduk, menatap, menikmati kejadian yang paling kusuka.

Perempuan itu, Krystal, keluar dari kamarnya, menuruni tangga di kamarku. Ia memakai dress piyama putih sepaha, dengan rambutnya yang tergerai menutupi sebagian wajahnya dari samping. Siluetnya yang terpantul sinar bulan yang masuk menembus gorden kamarku, membuatnya seolah-olah bersinar. Indah dan cantik, seperti bidadari baru saja turun di kamarku. Aku suka hal ini, seolah-olah ia berputar lebih lama seperti film yang di slow motion-kan. Dan kemudian, bagian yang paling kusuka adalah saat wajahnya menoleh ke arahku, saatnya tatapan mata dinginnya bertemu dengan mataku. Aku hapal sekali, apa yang akan keluar dari kedua bibir merah indahnya. Namaku… Ya, namaku…

“Sanghyun-oppa…”.  Aku tersenyum senang dan berjalan menghampirinya.

“Belum tidur?”tanyanya padaku.

“Kan, aku menunggumu keluar. Mau makan??”

“Belum… Oppa sudah?”

“Belum… Aku, kan, ingin makan denganmu…”. Aku benar-benar tulus mengatakan itu, aku ingin bersama-sama dengan perempuan ini, apapun yang kulakukan.

“Maafkan aku…”

“Tidak apa…”

“Oppa terlalu baik padaku… Aku takut…”

“Takut??”aku menatap Krystal bingung. “Kenapa takut aku tidak…”

“Aku takut, aku akan menyukai oppa…”potongnya.

“Ah?”aku menatapnya kaget. Ya, aku benar-benar kaget! Menyukaiku?! Benarkah?!

“Maaf… Aku seenaknya saja menyukai oppa…”ia menunduk, sedikit ketakutan.

“Tidak…”aku menggeleng pelan.”Tidak…”kuraih pundak kecilnya dan kutarik ia ke dalam pelukanku. Kupeluk ia begitu erat, seolah-olah aku tidak akan melihatnya besok. Aku begitu senang, hati ini begitu hangat. Aku benar-benar senang, sampai rasanya air mataku akan menetes. Aku benar-benar senang, sampai rasanya jantungku mau meledak. Senang! Ya, aku senang sekali!

“Krystal, aku…”

“Oppa!”lagi-lagi ia memotongku. Ia mendorongku pelan dan mundur selangkah menjauhiku.

“Jangan berkata apapun, oppa… Aku takut, kau akan menyesalinya…”

“Kenapa??”aku benar-benar tak mengerti maksudnya.

Ia menghela nafas panjang dan menengadahkan kepalanya, menatapku. Wajahnya terlihat sendu, matanya sembab dan berkaca-kaca. Kenapa? Ada apa?

“Oppa, bagaimana…”, ia menarik nafas, “Bagaimana kalau aku bukanlah orang baik-baik??”

“Ap…”

“Bagaimana kalau aku orang kotor?? Bagaimana???”. Kulihat tangannya gemetaran, ketakutan dan sedih.

“Bagaimana, oppa??”

-<To Be Continued>-

3 responses to “{Part 2} Bad-Good

  1. kenapa ngga di lanjutin ih? baguuuuus!!! bikin penasaran :S
    lanjutin yaaaa!!!

  2. manis banget
    dan krystal kenapa? jangan-jangan…

Tinggalkan komentar